Woori Financial Group telah mempercepat langkahnya menjadi grup keuangan komprehensif di bidang perbankan, sekuritas, asuransi, dan bidang lainnya dengan mengakuisisi perusahaan asuransi seperti Toyo Life Insurance dan ABL Life Insurance.
Pada tanggal 28 Agustus, Woori Financial Group mengadakan rapat dewan dan memutuskan untuk mengakuisisi Toyo Life Insurance dan ABL Life Insurance serta menandatangani perjanjian jual beli saham (SPA). Akuisisi tersebut mencakup akuisisi 75,34% ekuitas Tongyang Life senilai KRW 1,28 triliun (sekitar US$960,14 juta) dan akuisisi 100% ekuitas ABL Life senilai KRW 265,4 miliar, sehingga total biaya akuisisi menjadi KRW 1,55 triliun. Hingga tanggal uji tuntas pada akhir Maret 2024, rasio harga terhadap buku akuisisi (PBR) masing-masing sekitar 0,65 kali dan 0,30 kali.
Dalam hal pendapatan premi, Toyo Life menempati peringkat keenam di antara 22 perusahaan asuransi jiwa di Korea Selatan, dengan total aset sebesar 33 triliun won dan laba bersih sebesar 300 miliar won pada tahun 2023, menunjukkan profitabilitas yang stabil. ABL Life berada di peringkat kesembilan dalam industri ini, dengan total aset sebesar 17 triliun won dan laba bersih sebesar 80 miliar won pada tahun 2023. Perusahaan ini terkenal dengan kemampuan manajemen asetnya yang kuat.
Sejak Mei tahun ini, Woori Financial Group telah melakukan negosiasi serius dengan China Dajia Insurance Group. Pada bulan Juni, Woori memperoleh hak negosiasi eksklusif dengan menandatangani nota kesepahaman (MOU) dan memulai uji tuntas. Perusahaan menilai nilai bisnis melalui proses uji tuntas selama dua bulan yang melibatkan pakar akuntansi, aktuaria, dan hukum. Woori Financial Group menyelesaikan SPA pada 28 Agustus setelah menegosiasikan harga dan persyaratan dengan Dajia Insurance Group.
Setelah Woori Financial Group menyelesaikan prosedur yang diperlukan untuk menggabungkan Toyo Life dan ABL Life sebagai anak perusahaan, Woori Financial Group akan memiliki portofolio grup keuangan komprehensif yang mencakup perbankan, sekuritas, dan asuransi. Ini termasuk Woori Investment & Securities yang baru dibentuk, yang diluncurkan pada 1 Agustus.
Namun, keberhasilan akuisisi ini bergantung pada persetujuan regulator. Potensi hambatan muncul ketika kerabat mantan ketua Woori Financial Group Son Tae-seung terungkap terlibat dalam pemberian pinjaman yang tidak patut, sehingga otoritas keuangan mengisyaratkan kemungkinan sanksi. Menurut “Undang-undang Tata Kelola Perusahaan Keuangan”, perusahaan keuangan yang bermaksud menjadi pemegang saham terbesar di perusahaan keuangan lain tidak boleh tunduk pada peringatan atau perintah institusi untuk melakukan koreksi atau penghentian operasi dalam satu tahun terakhir.