Pada tanggal 27 Agustus, Derek Morgan, Wakil Presiden Heritage Foundation, menyampaikan pidato di “Sarapan CEO Asosiasi Perdagangan Internasional Korea (KITA) ke-182” yang diadakan di Parnas Intercontinental Hotel di Samseong-dong, Gangnam-gu, Seoul Acara tersebut, yang juga menampilkan diskusi dengan rekannya di Heritage Foundation, Anthony King, terjadi pada saat yang kritis, hanya dua bulan sebelum pemilihan presiden AS.
Pidato Morgan berfokus pada perubahan dinamika perdagangan antara Amerika Serikat, Tiongkok, dan Korea Selatan, serta menyoroti potensi perubahan kebijakan yang mungkin muncul dari pemerintahan Donald Trump. “Tarif pada perjanjian perdagangan bebas sekutu adalah salah, namun tarif tersebut sesuai dengan Tiongkok,” kata Morgan, menyoroti pendekatan berbeda yang mungkin diambil AS terhadap mitra dagangnya. Dia lebih lanjut memperkirakan, “Saya yakin Amerika Serikat akan berhenti mengimpor kendaraan listrik Tiongkok karena kendaraan tersebut menimbulkan ancaman keamanan dan disubsidi secara ilegal.”
Pertemuan dimulai dengan pidato pembukaan Presiden KITA Yoon Jin-sik yang menjadi landasan pidato Morgan. Morgan menekankan pentingnya menjaga praktik perdagangan yang adil dengan sekutu sambil menerapkan tarif yang diperlukan untuk keamanan nasional. “Kebijakan yang merugikan sekutu adalah tindakan yang tidak benar,” tegasnya, seraya menambahkan bahwa Heritage Foundation akan terus mengadvokasi langkah-langkah perdagangan yang seimbang yang tidak akan berdampak buruk pada perusahaan yang bergerak di bidang produk setengah jadi.
Sebagian besar pidato Morgan adalah tentang aliansi ekonomi antara Korea Selatan dan Amerika Serikat, khususnya di bidang pembuatan kapal dan semikonduktor. Dia menyebutkan akuisisi strategis Grup Hanwha Korea Selatan pada bulan Juni, ketika perusahaan tersebut mengakuisisi 100% Philly Shipyard yang berbasis di Philadelphia. “Aliansi ekonomi antara industri pembuatan kapal dan semikonduktor sangat penting. Hal ini akan mengatasi gangguan rantai pasokan akibat COVID-19,” jelas Morgan.
Morgan juga berbicara tentang tingginya ketergantungan pada Taiwan untuk semikonduktor, dan menyatakan bahwa hubungan Korea Selatan-AS yang lebih kuat dapat memitigasi risiko tersebut. “Kalau soal semikonduktor, ketergantungan terhadap Taiwan terlalu tinggi, sehingga hubungan Korea Selatan dan Amerika bisa semakin kuat,” ujarnya. Dia memuji inovasi Korea Selatan di bidang ini, dengan mengatakan: “Inovasi Korea Selatan, termasuk di bidang semikonduktor, telah mencapai tingkat yang menakjubkan.”
Diskusi juga menyentuh risiko geopolitik yang lebih luas dan perlunya memperkuat keamanan ekonomi antara Korea Selatan dan Amerika Serikat. Morgan menekankan meningkatnya daya saing produk Tiongkok dan isu persaingan tidak sehat. “Dibandingkan 10-15 tahun lalu, daya saing produk buatan China sudah membaik. Ada masalah persaingan tidak sehat yang tidak hanya terjadi di Amerika Serikat tapi juga di Eropa,” ujarnya.
Morgan menekankan nilai-nilai bersama antara Korea Selatan dan Amerika Serikat yang menjadi landasan kemitraan kuat mereka. “Perusahaan-perusahaan besar Korea telah berinvestasi di Amerika Serikat, khususnya di Georgia, selama 5-10 tahun terakhir. Kemitraan kedua negara kuat karena mereka memiliki nilai-nilai yang sama,” katanya. Namun dia memperingatkan bahwa faktor risiko global semakin meningkat dan persaingan semakin ketat.