Bulan lalu, POSCO International menyelesaikan pembangunan terminal LNG pertamanya di Gwangyang, Provinsi Jeolla Selatan, yang merupakan langkah penting dalam memastikan pasokan gas alam cair (LNG) yang stabil. Terminal ini memiliki enam tangki penyimpanan dengan total kapasitas penyimpanan sebesar 930.000 liter (kL), menandai perkembangan penting dalam infrastruktur energi perusahaan.
Pada tanggal 29 Agustus, menurut orang dalam industri, Posco International menandatangani perjanjian jual beli (SPA) dengan Meksiko Pasifik yang berbasis di Texas sehari sebelumnya (waktu setempat). Berdasarkan ketentuan free-on-board (FOB), Meksiko Pasifik akan mengirimkan gas Texas ke pelabuhan untuk dimuat, dan Posco International akan mengirimkannya ke Korea Selatan. Perjanjian tersebut memastikan bahwa POSCO International akan mengimpor 700.000 ton LNG AS per tahun selama 20 tahun ke depan, sehingga memperkuat rantai nilainya mulai dari produksi LNG hingga transportasi, penyimpanan, dan pembangkit listrik.
Mexican Pacific mengoperasikan terminal LNG Saguaro Energia di Puerto Libertad, Sonora, Meksiko, dan sedang membangun Jalur Pipa Sierra Madre, yang dimulai di Cekungan Permian di Texas dan melewati Chihuahua, Meksiko Washington dan Sonora, yang akhirnya mencapai Teluk California. Infrastruktur ini sangat penting untuk pengangkutan LNG dari Amerika Serikat ke Asia, dimana ekspor LNG dari Amerika Serikat melalui Meksiko semakin meningkat.
Amerika Serikat telah meningkatkan ekspor gas alam cair ke Asia, yang bertujuan untuk menghubungkan wilayah-wilayah yang tidak memiliki daratan seperti Texas dengan Meksiko barat laut di pantai Pasifik. Pergeseran jalur perdagangan ini merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk mendongkrak ekspor LNG ke Asia, yang sebelumnya terfokus ke Eropa.
Partisipasi POSCO International dalam perjanjian ini merupakan bagian dari strategi yang lebih besar untuk mengkonsolidasikan rantai nilainya, mulai dari perdagangan LNG hingga produksi, operasi terminal, dan pembangkit listrik. Perusahaan saat ini memproduksi LNG dari ladang lepas pantai di Myanmar dan ladang darat di Australia. Mereka juga mengembangkan ladang gas alam di Malaysia dan Indonesia dan diharapkan berpartisipasi dalam proyek ladang gas alam Teluk Yingil di Laut Cina Timur yang dipromosikan oleh pemerintah Korea Selatan.
Pembangunan terminal LNG kedua di Gwangyang juga sedang berlangsung dan diharapkan selesai pada tahun 2026. Perluasan ini merupakan bagian dari tujuan perusahaan yang lebih luas untuk meningkatkan kapasitas pembangkit listrik LNG dari 3,4 gigawatt (GW) pada tahun 2022 menjadi 5,5 GW pada tahun 2030.
Selain pengembangan tersebut, Posco International juga melakukan operasi terkait seperti uji coba kapal LNG dan bunkering, yaitu metode penambahan bahan bakar LNG ke kapal di terminal LNG. Upaya-upaya ini bertujuan untuk memperkuat rantai nilai LNG perusahaan secara keseluruhan dan memastikan pasokan energi yang stabil dan terdiversifikasi di Korea Selatan.
Perjanjian ini dan penyelesaian terminal LNG pertama di Gwangyang merupakan tonggak penting bagi POSCO International. Dengan memastikan pasokan LNG AS yang stabil dan memperluas kemampuan penyimpanan dan pembangkit listriknya, perusahaan ini mampu memenuhi kebutuhan energi Korea Selatan yang terus meningkat.