Pejabat senior internasional meminta Israel pada hari Kamis untuk menghentikan serangan militer skala besar di Tepi Barat yang diduduki, yang digambarkan Israel sebagai operasi “kontra-terorisme” tetapi menimbulkan kekhawatiran akan “perang yang meluas dari Gaza”.
Serangkaian serangan Israel dan serangan pesawat tak berawak di wilayah Palestina memasuki hari kedua pada hari Kamis.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa António Guterres menggambarkan operasi militer Israel, yang dimulai pada Rabu dini hari di beberapa kota hotspot di Tepi Barat, sebagai “perkembangan berbahaya” yang “memperburuk situasi yang sudah meledak.” Diplomat utama kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, mengatakan pasukan Israel tidak boleh menyebabkan “kehancuran total” di Tepi Barat seperti yang mereka lakukan di Gaza.
Peringatan itu muncul ketika militer Israel mengatakan pada hari Kamis bahwa pasukannya telah membunuh lima militan Palestina yang bersembunyi di sebuah masjid di kota Tulkarem, Tepi Barat. Ratusan tentara Israel yang didukung oleh helikopter, drone, dan kendaraan lapis baja melakukan serangan pada hari Rabu di Tulkarem, Jenin, Nablus, Tubas dan daerah lain di Lembah Jordan, menewaskan sedikitnya sembilan warga Palestina. Hamas mengatakan enam militan tewas di Jenin.
Media Israel menggambarkan serangan itu sebagai salah satu yang terbesar di Tepi Barat dalam beberapa bulan terakhir, namun mantan calon presiden Palestina Mustafa Barghouti, pemimpin kelompok politik Inisiatif Nasional Palestina saat ini, mengatakan kali ini serangan itu mungkin yang terbesar yang dilakukan Israel di wilayah Palestina.