Saya menarik dari pilar ke tiang. Sejujurnya tidak ada cukup waktu dalam sehari untuk menyelesaikan semua yang telah saya daftarkan dan ketika bulan Januari akhirnya berakhir, Tuhan pasti telah mengajari saya beberapa pelajaran berharga atau mengingatkan saya akan beberapa pelajaran.
Aku diingatkan bahwa aku tidak boleh membiarkan waktu bersama Tuhan menjadi hal kedua dalam hidupku. Saya sudah mengatakan ini selama bertahun-tahun. Tanpa dia, saya bukan apa-apa; tanpa dia saya tidak bisa berbuat apa-apa. Jadi kenapa aku harus bangun dan memulai hariku tanpa dia? Semoga kita semua ingat bahwa Dia tidak akan meninggalkan kita, namun akankah kita mengakui Dia setiap hari? Saya diingatkan bahwa tanpa hubungan intim dengan Tuhan saya akan cepat hancur.
Aku butuh sebuah lagu di hatiku dan pujian di bibirku sebelum kakiku menginjak tanah. Saya perlu terus berbicara kepada Bapa Surgawi karena ada banyak kebutuhan dalam kehidupan saya dan kehidupan keluarga serta teman-teman saya.
Saat saya bersiap untuk bekerja, saya perlu mengenakan pakaian yang tepat. Entah saya tinggal di rumah atau pergi bekerja, saya perlu mengenakan pakaian-Nya, seluruh perlengkapan senjata Tuhan. Aku sudah hapal, tapi sudah berminggu-minggu aku tidak berpakaian. Jadi, saya membaca Efesus 6:11-18, di mana ia mengingatkan kita bahwa untuk melawan tipu muslihat iblis, kita harus mengenakan perlengkapan senjata yang lengkap. Ayat 13 mengingatkan kita bahwa ketika hari jahat tiba, ketika kita mengenakan jubah-Nya, kita akan mampu berdiri teguh. Sedikit demi sedikit, aku berdoa agar sabuk kebenaran diikatkan di pinggangku, dan pelindung dada kebenaran. Aku berdoa agar kakiku diperlengkapi dengan Injil damai sejahtera, dan perisai iman akan memadamkan semua panah api si jahat. Yang terakhir, saya mengambil helm keselamatan dan pedang Roh, yaitu Firman Tuhan.
Kemudian, dan hanya setelah itu, saya akan menyelesaikan perjalanan ini tanpa mengorbankan dunia. Saya akan meneriakkan permohonan doa saya kepada Tuhan segala mukjizat, bersukacita bahkan sebelum saya melihat jawabannya karena saya tahu itu akan datang tepat pada waktunya. Aku akan menjaga hati bersyukur dan terus mengingat semua yang telah Dia lakukan untukku.
Hari ini, saya berdoa agar kita masing-masing menjadikan Tuhan sebagai prioritas dalam hidup kita. Jangan lupa bahwa kesibukan yang sia-sia atau jadwal yang tidak ada habisnya akan berdampak buruk.
Hal yang paling penting adalah jangan sampai waktu kita bersama Tuhan terbuang percuma. Tuhan itu baik hati; Dia tidak mengharuskanku memulai hariku dengan doa dan ucapan syukur, tapi itu adalah sesuatu yang perlu kulakukan. Dia tidak memasukkanku ke dalam Firman-Nya agar Dia bisa menyampaikan kehidupan dalam situasiku, tapi Dia selalu ada untukku dan ingin bersekutu denganku tidak peduli hari atau waktu. Jadi marilah kita takut dan memuliakan Dia, apa pun yang menghadang kita. Semoga Tuhan selalu menjadi prioritas utama kita.