Menurut laporan CEO Score pada tanggal 28 Agustus, pada kuartal kedua tahun ini, tingkat ketergantungan hutang dari 500 perusahaan teratas (tidak termasuk perusahaan keuangan) di antara 500 perusahaan teratas adalah 28,0%, meningkat sebesar 0,6 poin persentase dari tahun ke tahun. tahun dan keempat pada tahun 2022. Proporsi ini meningkat sebesar 20% dibandingkan 27,4% pada triwulan sebelumnya.
Total utang perusahaan yang disurvei pada kuartal kedua adalah 1040,946.1 miliar won, meningkat 110,068.8 miliar won dari kuartal keempat tahun 2022.
Karena sepinya permintaan kendaraan listrik untuk sementara, perusahaan baterai seperti L&F, EcoPro BM, dan POSCO Future M mengalami peningkatan signifikan dalam ketergantungan utang mereka. Misalnya, ketergantungan utang L&F melonjak dari 30,1% pada kuartal keempat tahun 2022 menjadi 61,7% pada kuartal kedua tahun ini. Demikian pula, proporsi EcoPro BM meningkat dari 28,1% menjadi 47,3%, dan proporsi POSCO Future M meningkat dari 32,0% menjadi 46,9%.
Tingkat utang perusahaan petrokimia seperti SK Chemicals dan Hanwha Solutions juga meningkat karena meningkatnya belanja modal dan kondisi industri yang lesu. Ketergantungan utang SK Chemical meningkat dari 18,4% pada kuartal keempat tahun 2022 menjadi 33,4% pada kuartal kedua tahun ini. Pada periode yang sama, ketergantungan utang industri petrokimia secara keseluruhan meningkat dari 30,2% menjadi 34,7%.
CEO Score berkomentar, “Meskipun perusahaan-perusahaan ini mengalami peningkatan utang karena investasi fasilitas berskala besar seperti perluasan pabrik, mereka tidak mampu mengimbangi dampak ini karena peningkatan kinerja yang lebih lambat akibat kesenjangan kendaraan listrik.” Meskipun karena kelebihan pasokan “Profitabilitas memburuk karena lemahnya ekspor, namun perusahaan-perusahaan ini masih meningkatkan investasi dalam bisnis non-kimia dan lingkungan baru, yang menyebabkan peningkatan ketergantungan utang.”
Di antara perusahaan-perusahaan yang disurvei, Hyosung Chemical memiliki ketergantungan utang tertinggi pada kuartal kedua sebesar 79,4%, dan SEMES memiliki ketergantungan utang terendah sebesar 0,1%. Khususnya, ketergantungan utang SK Shieldus turun paling signifikan, dari 61,0% pada kuartal keempat tahun 2022 menjadi 2,2% pada kuartal kedua tahun ini.
Meningkatnya ketergantungan utang di berbagai industri menyoroti tekanan keuangan yang dihadapi perusahaan ketika mereka menghadapi ketidakpastian ekonomi dan tantangan spesifik industri. Kesenjangan kendaraan listrik khususnya berdampak besar pada perusahaan baterai, sementara industri petrokimia sedang berjuang mengatasi kelebihan pasokan dan lesunya ekspor.