Pada tanggal 29 Agustus, Komisi Perlindungan Informasi Pribadi (PIPC) mengumumkan bahwa mereka telah mengadakan rapat pleno sehari sebelumnya dan memutuskan untuk mengenakan denda total sebesar 215,92 juta won dan denda sebesar 15,6 juta won pada tiga perusahaan termasuk Hanwha Hotels and Resorts. Perusahaan melanggar peraturan perlindungan informasi pribadi.
Hanwha Hotels & Resorts didenda 180 juta won dan 3 juta won karena kesalahan pengembangan sistem yang membocorkan informasi pribadi pengguna. Insiden tersebut terjadi saat terjadi perubahan pada proses pemesanan online untuk kampanye yang memungkinkan anggota online menggunakan kupon untuk memesan akomodasi. Kesalahan tersebut mengakibatkan sebanyak 1.818 pesan dari orang selain pengguna kupon dilihat. PIPC menyoroti keseriusan kelalaian dalam pengembangan sistem dan validasi sebelumnya, yang mengakibatkan denda dan penalti yang signifikan.
Thingsflow, operator aplikasi pasangan “Between”, didenda 27,32 juta won dan 3,6 juta won karena mengumpulkan informasi pribadi anak-anak di bawah 14 tahun tanpa verifikasi usia atau izin wali yang sah. PIPC pun mengeluarkan perintah koreksi dan memutuskan untuk mempublikasikan hasilnya di website PIPC. Tindakan ini menyoroti pentingnya melindungi informasi pribadi anak di bawah umur dan memastikan bahwa perusahaan mematuhi persyaratan hukum untuk mendapatkan persetujuan dari wali sah mereka.
Hyundai Motor Company menghadapi denda sebesar 3,29 juta won dan denda sebesar 9 juta won karena menolak menyediakan aktivitas test drive mobil baru karena pengguna tidak menyetujui pengumpulan dan penggunaan informasi pribadi untuk tujuan pemasaran dan promosi. Kasus ini menyoroti perlunya perusahaan untuk menghormati izin pengguna dan implikasi hukum dari kegagalan mematuhi undang-undang perlindungan data.
Keputusan PIPC untuk mengenakan denda dan hukuman ini mencerminkan komitmennya dalam menegakkan Undang-Undang Perlindungan Informasi Pribadi (PIPA) dan meminta pertanggungjawaban individu atas pelanggaran data pribadi. PIPC mengatakan “pengungkapan informasi pribadi pengguna yang tidak sah” adalah masalah utama yang memerlukan tindakan ini.
Di era digital saat ini, privasi dan keamanan data adalah hal yang sangat penting, dan pelanggaran data dapat berdampak signifikan pada individu dan organisasi. Denda dan penalti dapat menjadi pencegah ketidakpatuhan, mendorong organisasi untuk memprioritaskan keamanan data dan mematuhi standar hukum. Insiden yang melibatkan Hanwha Hotels & Resorts dan Hyundai Motor Company menggambarkan berbagai cara penyalahgunaan informasi pribadi, serta pentingnya sistem manajemen data yang kuat, audit rutin, dan tindakan pencegahan.