Apa yang harus saya lakukan jika anak saya menolak bersekolah?
Permulaan tahun ajaran baru seringkali membawa kegembiraan, dimana anak-anak sangat ingin bertemu dengan guru baru, menjalin pertemanan dan berpartisipasi dalam kegiatan baru.
Namun, seiring dengan memudarnya hal-hal baru tersebut, beberapa anak mungkin mulai menolak untuk bersekolah, bahkan terkadang sama sekali. Memahami akar permasalahan dan mengetahui cara meresponsnya dapat membuat perbedaan besar.
bersabarlah
Ketika anak Anda menolak pergi ke sekolah, penting untuk tetap tenang. Reaksi frustrasi dapat memperburuk situasi dan meningkatkan kecemasan anak Anda. Dengan bersabar, Anda dapat mencontohkan regulasi emosi dan menunjukkan kepada anak Anda bahwa Anda selalu siap membantu.
akar permasalahan
Memahami mengapa anak Anda ragu untuk pergi ke sekolah adalah kuncinya. Alasannya mungkin termasuk kecemasan atau penindasan, kesulitan akademis, atau tantangan sosial. Dorong anak Anda untuk menceritakan apa yang mengganggunya dengan mengajukan pertanyaan terbuka dan mendengarkan tanpa menghakimi. Mengidentifikasi akar permasalahan adalah langkah pertama dalam menemukan solusi.
Bicaralah dengan sekolah
Hubungi guru, konselor sekolah, atau kepala sekolah anak Anda. Mereka dapat memberikan wawasan tentang apa yang mungkin terjadi dan bekerja sama dengan Anda untuk mengembangkan rencana. Sekolah sering kali memiliki sumber daya untuk mendukung anak-anak yang berjuang melawan kecemasan, stres akademis, atau masalah sosial.
Tetapkan ekspektasi
Meskipun penting untuk berempati terhadap perasaan anak Anda, penting juga untuk menetapkan ekspektasi yang kuat terhadap sekolah. Biarkan anak Anda tahu bahwa sekolah tidak bisa dinegosiasikan, namun lakukan dengan cara yang penuh pengertian. Jelaskan pentingnya pendidikan dan mengapa bersekolah itu perlu, dan tekankan bahwa tinggal di rumah bukanlah suatu pilihan.
memberikan dukungan
Anak Anda mungkin menolak pergi ke sekolah karena rasa cemas atau takut. Yakinkan mereka bahwa Anda mendukung mereka dan bekerja sama untuk mengembangkan rencana guna mengatasi tantangan ini. Ini mungkin termasuk teknik relaksasi, pembicaraan positif pada diri sendiri, atau strategi lain untuk mengelola emosi.
Tetapkan rutinitas
Rutinitas pagi yang konsisten dan menenangkan dapat membuat perbedaan besar. Bersiaplah pada malam sebelumnya untuk menghindari stres di pagi hari dan sertakan aktivitas yang disukai anak Anda, seperti sarapan favorit atau waktu tenang. Rutinitas yang lancar dan dapat diprediksi dapat membantu mengurangi kecemasan dan membuat pagi hari lebih mudah diatur.
terungkap secara bertahap
Jika kecemasan anak Anda terhadap sekolah sangat parah, pertimbangkan untuk memperkenalkan kembali sekolah secara bertahap. Mulailah dengan hari sekolah yang lebih pendek dan secara bertahap tingkatkan waktunya. Pendekatan ini dapat membantu anak Anda membangun kepercayaan diri dan mengurangi kecemasan.
penguatan positif
Pujian dan penghargaan dapat memotivasi anak Anda untuk bersekolah. Rayakan upaya mereka, bahkan perbaikan kecil, dan berikan penghargaan atas kehadiran mereka yang berkelanjutan. Penguatan positif dapat membuat sekolah terasa lebih bermakna.
Bantuan profesional
Jika penolakan sekolah terus berlanjut atau dikaitkan dengan kecemasan parah, depresi, atau masalah perilaku, bantuan profesional mungkin diperlukan. Seorang psikolog, konselor, atau ahli kesehatan mental lainnya dapat membantu anak Anda mengembangkan strategi penanggulangannya.
Bersikaplah konsisten
Konsistensi sangat penting ketika mengatasi penolakan sekolah. Membiarkan anak Anda di rumah, kecuali ada kondisi medis yang sah, dapat memperkuat perilaku ini dan mempersulit memutus siklus tersebut. Pertahankan harapan terhadap sekolah sambil terus memberikan dukungan.
bekerja sama
Bekerja samalah dengan sekolah untuk mengembangkan rencana dukungan untuk anak Anda. Ini mungkin termasuk akomodasi seperti tempat yang aman untuk dikunjungi ketika merasa kewalahan, bantuan akademis tambahan, atau kontak rutin dengan seorang konselor.
Dengan menangani penolakan sekolah dengan empati, kesabaran, dan harapan yang jelas, orang tua dapat membantu anak-anak mereka mengatasi ketakutan dan kecemasan mereka serta membuat transisi kembali ke sekolah menjadi lebih lancar.
Courtney Oliver adalah direktur eksekutif Bainbridge Youth Services, yang menulis kolom bulanan di surat kabar ini.